19 Mei 2017

Pernahkah Mempermalukan Orang Lain?

Assalamu'alaikuum.. Hai semuaaaa apa kabar? Baik-kah? Apa lagi kurang baik karena galau? Ehehe

Langsung aja ya, bismillaah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َاْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ َاْلإِيْمَانُ.

“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan Laa ilaaha illallooh, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang Iman.

إِنَّ لِكُلِّ دِيْنٍ خُلُقًا وَخَلُقُ اْلإِسْلاَمِ الْـحَيَاءُ.

“Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu".

Imam al-Qurthubi rahimahullâh berkata, “Malu yang dibenarkan adalah malu yang dijadikan Allah Azza wa Jalla sebagai bagian dari keimanan dan perintah-Nya, bukan yang berasal dari gharîzah (tabiat). Akan tetapi, tabiat akan membantu terciptanya sifat malu yang usahakan (muktasab), sehingga menjadi tabiat itu sendiri. Nabi n memiliki dua jenis malu ini, akan tetapi sifat tabiat beliau lebih malu daripada gadis yang dipingit, sedang yang muktasab (yang diperoleh) berada pada puncak tertinggi.

Laluuu bagaimana dengan mempermalukan orang lain?


pernahkah mempermalukan orang lain

Mempermalukan orang lain alias bikin orang lain malu, udah jelas itu gak baik.

Mempermalukan orang lain, sama aja bikin martabatnya jatuh, membuat orang lain tidak suka dengan perlakuan kita dan membuat kita sendiri buruk di mata orang lain karena sikap buruk kita.

Membuat orang lain malu entah itu lewat sindiran, hinaan, atau apapun yang bikin orang lain malu hingga tersinggung bisa menimbulkan rusaknya tali persaudaraan. Bukankah begitu?

Dengan membuat orang lain tersinggung saja, bisa membuat sakit hati, apalagi dengan "mempermalukan" yang bisa berujung pada dendam dan permusuhan.

Baca juga : Lihat Kekurangan Sendiri Sebelum Melihat Kekurangan Yang Lain

Bicara soal menghina orang lain, rasanya itu terlalu jahat apalagi menghina soal fisik.

Menghina fisik orang yang menurut kita tidak sempurna, sama aja menghina penciptaNya. Ye kan?

Kalo emang niatnya sekedar bercanda, apa harus ya tertawa lucu karena kekurangan orang lain dan bikin orang lain merasa malu karena sudah dipermalukan lewat candaan kita?

Kecuali kalo emang isi bercanda kita bisa diterima dan tidak menyinggung perasaannya. Tapi kan sensitifitas hati tiap orang kan beda-beda

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim “ (QS. Al Hujuraat :11)

Sebagaimana sabda Nabi saw :

أَللَّئِيْمُ يَفْضَحُ وَالكَرِيْمُ يَصْلُحُ

Orang yang mempermalukan orang lain adalah orang yang hanya bisa mencela atau menyalahkan, sedangkan orang yang bermartabat dan terhormat adalah orang yang mau memperbaiki kesalahan orang lain ( HR. Bukhori Muslim )

Wasiat yang diberikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Jabir bin Sulaim,

 وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ

“Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih).

Baca juga : Tidak Membalas Karena Tahu Ada Yang Maha Membalas

Jadi ada baiknya kalo kita bicara, pikirin dulu itu ucapan bikin orang lain malu (dalam artian tersinggung) apa nggak..

kalo emang gak ada niat mempermalukan berarti tinggal si positive thinking yang mesti dipegang.

Ah kalian yang baca pasti lebih paham, aku disini cuma sekedar mengingatkan. Semoga bermanfaat ya.. Wassalam ^^