14 Apr 2017

Dasar Muna !

Sebelumnya, kalian udah pasti ngerti kan apa singkatan dari "muna" diatas? Ya, munafik. Yang jelas, munafik itu sifat madmumah yang di jaman sekarang banyak disalah artikan.

Contoh! :

X : Kamu suka sama si Z yah?
Y : Kata siapa?
X : Ayolah.. ngaku aja, gak usah "muna"

????????? Masa iya minta si X ngaku, mesti pake kata "gak usah muna"

Melihat di kehidupan nyata, sebagian orang memang sudah tidak canggung lagi untuk mengeluarkan kata "muna" atau "munafik". Bahkan karena hal yang bukan ciri dari munafikpun disebut munafik. Maka dari itu, nuduh orang lain munafik itu ada hukumnya. Hukumnya ya pasti dosa. Bahkan bisa jadi orang yang mengatakan orang lain munafik padahal tidak, dirinyalah yang termasuk orang munafik.


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاث إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji mengingkari, dan jika dipercayai mengkhianati” (HR Al-Bukhari)
Tapi, tapi... akan lebih bijaksana lagi jikalau kita juga tidak cepat menyimpulkan dari 3 ciri orang diatas sebagai orang munafik. Misalnya, si A udah janji mau pergi bareng B, padahal dia udah punya janji sebelumnya sama si C. Namanya juga lupa kan? Masa sampe benci karena lupa? Padahal kan manusia udah kodratnya, gak luput dari salah dan khilaf (lupa). Jadi, alangkah indahnyaaa untuk berpositif thinking yang bisa bikin kita awet muda ^^ hihi :D
Dari Abu Zar ra, ia mendengar Nabi saw bersabda, “Seorang pria yang menuduh pria lain jahat, atau menuduhnya kafir, maka tuduhan itu berbalik kepadanya, jika orang yang dituduhkannya itu tidak seperti itu.”
Dari Abu Hurairah ra katanya Rasulullah saw bersabda: “Apabila seseorang berkata, ‘Celakalah mereka!’ maka orang itulah yang paling celaka.
Bisa ditarik kesimpulan, bahwa memang MUNAFIK itu ternyata memiliki ciri yang lebih spesifik. Aku udah beberapa kali mencantumkan di beberapa postingan aku sebelumnya, bahwa memang penilai yang paling akurat ya Alloh, yang nyiptain kita.

Dan kita yang punya senjata paling tajam (lidah) mesti lebih berhati-hati dalam berkata, kaya nyinggung perasaan orang lain, menghina, apalagi sampe ngeluarin kata MUNAFIK.

Udah sih jelasinnya segitu aja. Aku cuma gak mau kalian apalagi aku dengan mudahnya bilang orang lain "munafik". Bukannya ngerasa alim, paling bener, apalagi paling suci. Aku juga sadar aku pasti punya salah. Cuma terpikir saja "apa salahnya untuk mengingatkan?" :)