19 Apr 2020

Bernostalgia (Saat-saat Terakhir Bekerja)

Assalamu'alaikuum.. semoga yang menjawab salamku selalu diberi keselamatan ☺

Apa kabar semua? Masih ingat denganku, Ami? Ternyata sudah hampir 3 tahun aku tidak update. Semoga kalian berkenan untuk mulai membaca lagi ceritaku. Cerita-cerita asli yang aku alami.

Kini aku menjadi seorang ibu rumah tangga di usiaku yang menginjak 23 tahun. Keseharianku tidak lepas dari mengurus anak dan suami, membereskan rumah dan perintilan-perintilan lain. Pekerjaan yang sama dan terus dilakukan secara berulang tentu menjenuhkan bukan?

Saat jenuh melanda, aku selalu ingat masa-masa saat aku bekerja. Rasanya ingin sekali aku duduk kembali di meja kerjaku, menyusun kata demi kata dengan jari jemariku dan mencari ide-ide menarik di dalam otakku. Apalagi saat gajian, uuuh sepertinya itu yang paling aku rindukan hehehe. Mendapatkan uang dari hasil kerja sendiri, i feel it's better meskipun sudah ada suami.

Tidak hanya itu, aku juga merindukan teman-temanku. Mereka semua baik padaku. Setiap jam istirahat kita makan bersama. Anehnya selalu aku yang terakhir selesai makan hahaha. Mungkin karena kebiasaanku mengunyah makanan yang sedikit lebih lama dibanding mereka.

Sambil menunggu jam istirahat selesai, ada yang kembali ke meja kerjanya, ada yang sibuk dengan gadgetnya, ada juga yang pergi keluar untuk sekedar jajan. Jika waktu istirahat masih ada, untuk para wanita tentunya lebih asik bercerita, bercurhat ria dan menjadi pendengar sesama. Tertawa lepas bersama saling menghibur bahkan ada yang suka berbuat jail. Selaluu saja ada kekocakan bahkan tingkah-tingkah yang konyol. Mungkin itulah salah satu alasan mengapa aku rindu dengan kehadiran mereka.

Aku juga ingat betul saat-saat terakhir sebelum aku memutuskan resign dari pekerjaanku. Tiga bulan menikah, aku merasakan sesuatu yang berbeda. Setiap kali bangun tidur, aku merasa sedikit pusing, mual setelah sikat gigi dan rasanya malas sekali untuk makan nasi. Mereka menyimpulkan bahwa aku sedang hamil. Aku tidak menghiraukan itu, karena aku baru saja selesai datang bulan. Tapi yang membuatku heran, semakin hari semakin sering aku merasakan pusing dalam durasi yang lebih lama. Dan tentu saja itu cukup mengganggu konsentrasi saat aku bekerja. Aku menjadi tidak kuat jika terlalu lama menatap monitor apalagi menatap mantan hahaha sorry just kidding.

Sepulang dari aku bekerja, aku mampir dulu ke apotik untuk membeli testpack. Setauku untuk mendapatkan hasil yang akurat, tes harus dilakukan saat pagi hari setelah bangun tidur karena kadar hCG nya lebih tinggi. Keesokan hari setelah aku melakukan tes, ternyata benar saja garisnya dua. Aku positif hamil. Rasanya campur aduk sekali. Alhamdulillaah.. aku diberi kepercayaan telah dititipi janin di dalam rahimku. Mendengar kabar itu, tentu suamiku begitu senang. Apalagi melihat ekspresi mertuaku yang sepertinya sudah tidak sabar ingin segera memiliki cucu. Sayangnya, sejak hamil aku disarankan Bidan untuk tidak membawa kendaraan sendiri. Bukan karena kandunganku lemah, tetapi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Tapi suamiku tidak bisa mengantarku karena setiap hari dia harus mengantar ibunya ke pasar. Ditambah lagi, rasa mual pusingku semakin parah. Itulah alasan mengapa aku memutuskan untuk resign dari pekerjaanku. Padahal waktu ituu ah sudahlah tidak perlu aku jelaskan panjang lebar disini.

Yang jelas mengingat itu semua, aku selalu menginginkan untuk bisa kembali menjalani hari-hariku seperti dulu. Tapi rasa sayangku pada Dilla bisa mengalahkannya. Who is Dilla? Dilla anak perempuanku. Sekarang usianya 16 bulan.


Dilla hartaku yang lebih berharga dari uang. Tidak mungkin aku pergi bekerja dan meninggalkannya diusia yang masih sangat kecil. Kelak jika Dilla sudah mulai besar, mulai mengerti, aku baru bisa kembali bekerja. Maybe..