25 Jul 2020

Depresi Akibat Body Shaming

Body shaming bisa berakibat fatal, semakin sering diejek korban body shaming akan mengalami stres hingga depresi.

Depresi berdasarkan KBBI, adalah gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan yang merosot (seperti muram, sedih, perasaan tertekan).

Sedangkan body shaming itu sendiri merupakan komentar yang mengejek bentuk fisik seseorang, seperti menyinggung tinggi badan, berat badan, warna kulit, bentuk hidung, bahkan bentuk rambut.

Akhirnya mayoritas kaum hawa mengukur standar kecantikan dari warna kulit yang putih, badan tinggi dan langsing, hidung mancung dan rambut yang lurus.

depresi akibat body shaming
image : sonora

Dampak fisik akibat body shaming :
  • sakit kepala atau pusing
  • nafsu makan berkurang
  • penurunan berat badan
  • mudah lelah
  • tidak bergairah

Dampak psikis akibat body shaming :
  • merasa kurang berharga
  • benci dengan diri sendiri
  • sedih berkepanjangan
  • perasaan khawatir dan takut yang berlebihan
  • sulit berpikir jernih
  • kehilangan semangat

Dampak buruknya memang banyak sekali. Akhirnya tak sedikit korban body shaming pergi berobat ke psikoterapi bahkan ada yang mengadu ke pihak berwajib. Serem!

Tips Mengatasi Body Shaming


1. Langkah pertama untuk menghadapi dan mengatasi body shaming itu sendiri bisa dimulai dengan lebih mencintai diri sendiri.

Kita harus bersyukur dengan apa yang sudah Alloh berikan pada kita, kita harus bersyukur masih diberi umur sampai saat ini.

Mata yang masih mampu melihat dengan jelas, telinga yang masih dapat mendengar bisikan tetangga, dan semua anggota tubuh yang masih berfungsi dengan baik.

Tak lupa, Alloh juga memberikan kemampuan dan kelebihan pada setiap hambanya. Tinggal kita kembangkan dan terus kita asah agar menjadi hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

2. Kita harus berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Setiap orang memiliki bentuk tubuh yang berbeda. Memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Kelebihan orang lain tidak sama adanya dengan apa yang kita miliki. Pun sebaliknya, kelebihan yang kita punya, belum tentu juga orang lain memilikinya.

Nah jika berbicara soal kekurangan, ingatlah selalu bahwa setiap mahluk di muka bumi ini tidak ada yang sempurna. Yang kita pandang sempurnapun, pasti ada sisi kurangnya.

Tapi jangan sampai, kekurangan orang lain kita korek-korek. Cukup telinga sendiri saja yang dikorek-korek biar bersih.

3. Memperbaiki diri dan menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat.

Hal kecil yang bisa kita mulai adalah dengan memperbaiki diri sendiri dulu, dalam segala hal, terutama adab atau akhlak. Diawali dengan yang fardu, misalnya solat tepat waktu.

Jika ada banyak waktu luang, tentu lebih banyak kesempatan untuk mencari-cari kesibukan yang berfaedah apalagi sampai bisa menghasilkan rupiah.

Tips Agar Tidak Menjadi Pelaku Body Shaming


Mengapa aku menulis demikian? Karena setiap orang punya mulut. Mulut yang dapat berbicara secara sadar dan tidak sadar atau spontan.

Setiap orang memang berhak untuk berpendapat atas suatu hal. Tapi jangan sampai hobi dalam meremehkan kekurangan seseorang apalagi mengejek fisik orang.

Apa kau berani mengejek Tuhan?

Berhati-hatilah dalam berucap, meski itu hanya sebuah candaan. Kita tidak tahu bagaimana suasana hati orang lain. Perkataan kita bisa membuatnya sakit hati hingga depresi.

Untuk itu, sebelum kita berbicara lebih baik dipikirkan dulu, jangan sampai melukai hati seseorang.

Kita bisa membiasakan diri dengan mengucapkan kata-kata yang baik dan menghilangkan kebiasaan senang mengejek orang lain.

85 komentar:

  1. Jujur, aku membenci tindakan bullying. Entah bentuk fisik ataupun psikis.

    Aku merasa heran melihat orang-orang yang dengan mudahnya melabeli orang lain begini begitu seolah tanpa berpikir apakah dirinya sendiri sempurna atau tidak.

    Semoga artikel berbobot ini menyadarkan banyak orang untuk stop bullying.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah mengapa diam menjadi pilihan yang lebih baik, kita harus ingat bahwa setiap mahluk tiada yg sempurna

      Aamiin semoga 😊

      Hapus
    2. Sangat sependapat : manusia tidak ada satupun yang sempurna.

      Mungkin, iya jika seseorang dianugerahi fisik lebih bagus dari orang lain tapi itupun tidak mungkinlah tanpa ada kekurangan.
      Dan juga tindakan tidak terpuji orang yang dianugerahi lebih fisik yang baik tetapi suka mencela orang.

      Wuih maaf ya aku komenyar kok kesannya jadi berkobar-kobar seakan kobaran api gunung meletus 🌋 .. wwkkkkkk..

      Hapus
    3. Karena mungkin orang itu merasa sempurna, makanya berani melakukan body shamming 😅

      Hapus
  2. Berfikir sebelum berkata.
    Tips diberi memang berguna.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sekiranya malah menyakiti orang lain lebih baik diam. Diri sendiripun tidak lepas dari cela

      Alhamdulillaah

      Hapus
  3. Saya pernah berada diposisi apa yang sudah Mbak Ami jelaskan di artikel Mbak Ami, di bullying baik dari segi fisik dan lain sebagainnya. Butuh waktu sekitar 8 bulan lamanya untuk kembali seperti sedia kala, hanya dengan dukungan keluarga tercinta dan mukzizat tuhan yang mampu membuat seseorang kuat baik dari segi fisik maupun mental.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukurlah mba, luka di fisik saja butuh waktu apalagi luka dihati

      Kuat terus mbaaa 🤗

      Hapus
  4. Saya jadi ingat waktu kecil pernah diomeli bapa saya waktu manggil anak tetangga 'gundul'. Katanya jangan pernah suka manggil orang pakai sebutan yang jelek. Yang tersinggung bisa jadi bukan cuma anaknya aja, tapi bisa juga bapanya atau ibunya. "emang kamu mau didoain yang jelek?" kata bapa saya. Makanya kalau manggil orang harus pakai sebutan yang baik2, minimal sebut namanya. Hal ini berbekas banget di saya, makanya kalau ada yang body shamingnya keterlaluan, kadang malah saya yang tersinggung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe sayapun begitu mas, suka tidak tega kalau ada yg di bully entah itu fisik atau apapun itu

      Hapus
  5. lingkungan akan membentuk kita, maka tempatkanlah diri kita dan keluarga kita ditempat yang baik, entah mengapa saya pendek tetapi semasa sekolah tak ada yang mengejek dan malah sering meminta bantuan ke saya, dari yang mau berantem minta bantuan, sampai mengerjakan soal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti mba tinggal di lingkungan yg tingkat toleransi dan peduli yg tinggi, sama2 sadar setiap orang punya kelebihan juga kekurangan

      Beruntung sekali rasanya

      Hapus
  6. semoga saya terhindarkan menjadi pelaku maupun korban body shamming

    BalasHapus
  7. Halo Ami, apa kabar? Rasanya udah lama banget engga berkunjung ke blog ini. Gaya tulisannya masih tetep sama, renyah & enak dibaca.

    Tulisan tentang body-shaming ini kayaknya relatable ya sama semua orang, termasuk aku. Sampai sekarang aku kadang masih ngerasa insecure, udah berusaha self-love tapi pasti aja ada waktu di mana aku ngerasa down banget, bandingin diri sama orang lain dll. Untungnya yang sekarang engga separah dulu, I've learned how to control and handle it, yay!

    Thank you for writing this nice article. Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai noooov alhamdulillaah kabarku baik, kabarmu gimana?
      Hehe kebiasaan deh, novi selalu bikin aku terbang 😅

      Yah aku juga masih seperti itu nov, kepercayaan diri suka turun naik. Tapi karena sering merasa seperti itu, akhirnya perasaan jadi lebih terkontrol. Menghadapi situasi apapun jadi lebih santai

      Hapus
  8. Wah udah lama ga mampir kemari, apakabar mba ami?
    Masalah body shamming, aku juga pernah mengalaminya sih, waktu itu lagi kumpul lebaran pas aku masih SMA, kumpul di tempat mbah, tapi bulek2 pada nyeletuk aku kok lebih ndut dari kakakku yang emang ramping, aku sedih, kepikiran, padahal mereka paling ya cuma asal nyemlong aja nyari bahan pembicaraan pas kumpul ma ponakannya, tapi ga di hatiku soalnya kebawa pikiran, akhirnya aku diet ketat pas uda mulai lepas dari rumah ortu yaitu pas uda ngekos dan memasuki kulieh, dietnya lumayan ekstrem sampai aku dikatain bulimia atau anorexia ama temen2 gegara aku trauma dibilang ndut huhu, akhirnya kuliah aku kuruuuuus beud kayak kerangka, nah tapi abis merried mah agak berisi lagi xixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe kemana aja mba gustyanita?
      Alhamdulillah kbarku baik

      Ya ampuun 😅 sukurlah mba kalo sekarang udah berisi lagi
      Kalo aku semenjak jadi karyawan PT dan sampe sekarang udah nikahpun badan segini2 aja huhu

      Hapus
  9. Yang paling parah sih kadang body shaming datangnya dari keluarga sendiri. Meskipun mungkin maksudnya untuk candaan atau malah pelakunya gak berpikir kalau itu bisa menyakiti perasaan. Misalnya, "Aduh, jerawatan banget tuh kamu mukanya." Atau, "Anak siapa sih ini hidungnya pesek?"
    Makanya sebisa mungkin aku hindari komentarin fisik orang, takutnya ada yang bikin gak nyaman. Lagian, ngapain juga fisik dikomentarin, kan, kaya gak ada topik lain aja :D

    Sekarang mentang-mentang aku udah nikah gemukan dikit pasti dikomentarin "hamil". Kesel juga sih, soalnya mau makan banyakan dikit aja bisa kepikiran. Apalagi akunya memang gak mau (atau mungkin BELUM mau) hamil. Body shaming itu big NO pokoknya ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mba, sayapun demikian kecualiii kalo saya dimintain pendapat, misal "Mi, aku gendut gak si?" Baru aku berani berkomentar

      Ah masa? Aku liat mba indi gak gemuk, justru keliatan bagus, berisi

      Hapus
  10. Hmm,, saya termasuk orang yang beberapa kali keceplosan becandain fisik dengan teman-teman. Kadang saya yang menjadi korban, kadang saya juga melakukannya.

    Tapi kepada orang yang tidak dikenal, atau kepada teman yang kurang akrab, saya menghindari becandaan seperti itu. Tidak baik dan saya tidak tahu bagaimana perasaannya kalau diperlakukan demikian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gabisa dipungkiri emang, becanda sama temen2 emang paling seru
      Tapi becandanya bisa dignti dengan bahas hal lain

      Kita memang lebih sensitif kalo dikata2in sama orang yg kurang akrab

      Hapus
  11. Body shamming,, makanan saya sehari-hari.. hahahah jadi skrang udh biasa. Terserah mau ngatain apa aja, toh hidup saya nggk bergantung sama omongan mereka... Yah nggk mba??

    Jujur paling nggak suka sih ngeliat orang ngerendahin orang lain dari segi fisiknya, seakan fisiknya udh kaya bagus aja yah.
    Jadi, daripada mulut nggak bisa dipkai buat bicara yang baik-baik, yah mending diam...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas bayu
      Tapi jgn sampai juga kita jadi pelaku body shamming

      Nah betul itu 😊

      Hapus
    2. Insha Allah selalu berusaha buat nggk bodyshamming mba.. hihi

      Hapus
    3. Alhamdulillaah semoga yaa 😊

      Hapus
  12. Era sekarang banyak yaa yang namanya pelaku Body Shaming...Mungkin semua ini terjadi karena faktor kebiasaan sehari-hari atau karena candaan yang berlebih sehingga semuanya dikatagorikan menjadi hal yang biasa.😱😱


    Intinya setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan yang tuhan berikan. Dan karena hal itu manusia diwajibkan berbagi dan salig membantu satu sama lainya. Bukan saling ejek atas kekurangannya masing2..😊😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, becanda itu gak harus menghina fisik orang juga malah jatohnya jadi dosa.

      Aku jadi inget sama orang yg hobinya ngejek jelek, mungkin karna merasa dia cantik (tapi emang cantik beneran). Setelah nikah anaknya gak mirip dia, akhirnya anaknya sering di bully "jelek" hmmm miris

      Setuju mas 👍

      Hapus
    2. Dan intinya sebelum kita menghakimi orang dengan bullyhan dan sejenisnya....Yaa lihat saja diri kita sendiri dulu apa memang sudah benar2 sempurna.

      Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah.S,W,T.😊😊

      Hapus
    3. Nah itu dia, jadi sepertinya tak ada ya yg pantas ngebully toh setiap orang punya kekurangan 😁

      Betuuuul

      Hapus
  13. jangankan orang biasa, artis saja banyak yang jadi korban body shaming, sebetulnya semua itu perlu kesadaran diri sendiri, karna dunia ini tidak ada manusia yang sempurna :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ituu berarti banyak yg gak sadar kali 😅

      Hapus
    2. iya mbak, memang dunia ini kan banyak orang yang gak sadar akan kesalahanya sendiri, termasuk gw sendiri juga :D

      Hapus
    3. Wkwkwk yaaa betul juga mas, kdang apa yg menurut kita benar tapi menurut orang lain itu sebuah kesalahan

      Yg penting jika sekiranya yg kita lakukan merugikan org lain, ya jangan dilakuin 😁

      Hapus
  14. Wah, aku juga pernah tuh dikatakan orang karena punya bodi kurus atau kerempeng. Katanya sepertinya papan gilesan, itu termasuk body shaming ngga ya? 😂

    Tapi aku ngga terlalu memikirkan sih, masa bodoh saja karena memang badanku kurus tidak sampai 50 kg.

    Makasih banyak atas tipsnya untuk mengatasi body shaming mbak Ami.😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama ya, gw berat badanya juga sekitar 40 an kg :D

      Hapus
    2. Termasuk 😁
      Mending dong ya kalo memang mas agus ga tersinggung
      Hehe iya 😊

      Hapus
    3. Mau tersinggung gimana, lha memang beneran kurus jadinya wajar dipanggil kerempeng.

      Eh, tapi ada beberapa orang yang manggilnya Agus gendut, soalnya kurus terus jadinya dipanggil gendut katanya biar beneran jadi ndut.😂

      Hapus
    4. halo mas gus gendut wkwkwkwk :D

      Hapus
    5. Buhahaha bisa saja nih pak RT.🤣

      Hapus
    6. Wah mas agus sama mas khanif akrab sekali sepertinya 😁

      Hapus
  15. Aku pernah ngalamin body shamming ini pas SD dan awal SMP. Karena tau sakit dan malunya seperti apa, makanya sebisa mungkin aku ga pengen terlalu banyak bicara apalagi yg terkait Ama fisik. Kdg sedih kenapa orang2 kalo becanda suka bawa2 fisik. Bercandanya ga sadar kalo itu nyakitin orang yang dimaksud.
    Kalo diksh tau, malah dia balik marah, bilang kita terlalu sensitif, baper dll.

    Kalo ketemu Ama orang yg begini, aku LBH suka jauhin mba. Daripada tiap saat sakit ati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akupun merasa demikian mba, lebih baik diam aja daripada ngomentarin fisik orang, takut tersinggung

      Istilah 'baper' jaman skrang sudah tidak pada tempatnya
      Tersinggung dibilang baper, orang gak sadar dia sudah menyakiti orng lain
      Kata 'baper' akhirnya dijadikan sbg pembelaan diri

      Iya mba, kita hidup mencari kebahagiaan bukan penderitaan dapat caci maki orang 😁

      Hapus
  16. Gmn mba klo anak2 kita saling ledek ke arah body shaming. Gmn ngatasinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bicarakan secara baik2 kalo mengejek fisik itu tidak baik, "kalo kamu diejek orang sampai sakit hati, mau?" Mungkin anak juga jadi enggan melakukan itu

      Hapus
  17. sekarang adalah saat dimana body shaming seperti obrolan yang lumrah
    enggak mikir korban body shaming perasaannya pegimana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sesekali perlu dikasih tau, bahwa itu hal yg tidak baik

      Hapus
  18. Setuju sekali, ak juga sangat tidak setuju kalau ada yang bercandaan sampai ke fisik dalam diri kita.. Yahhh seperti tidak ada pembicaraan lain saja, dan apakah dia tidak berpikir kalau berbicara seperti itu bisa memberikan rasa tidak nyaman, saya pikir orang-orang yang seperti itu sebenarnya sadar akan apa yang ia katakan, tapi karena sudah terlanjur nyaman ya apapun dilakukan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dilihat dari lingkungan, body shamming ini emang sudah jadi hal yang biasa, masih mending jika antar pelaku dan korban saling memaklumi, tidak masuk hati..tapi yg lainnya?

      Setidaknya, diri sendiri bukan termasuk pelaku body shamming 😁

      Hapus
  19. brown skin gilr and black girl magic
    saya selalu suka kalimat dari zozi miss universe 2019 tentang mencintai diri sendiri

    dia jadi bukti bahwa fisik bukan hal utama untuk jadi yang terbaik

    jadi sekarang kalau body shaming masih menghantui rasanya udah engga perlu dipikir
    saya juga menghindari pembicaraan fisik paling paling rambut kalau ada yang habis potong kepo sama salonnya

    lantaran kita pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya tapi sayangnya di negri sendiri standar kecantikan seperti yg sya sebutkan diatas

      Hahaha lumayan yaa secara tidak langsung promosi salon rambut 😂

      Yap 😊

      Hapus
  20. Nah bener banget. Tips mengatasi body shaming itu sendiri bisa dimulai dengan lebih mencintai diri sendiri. Makanya tiap sebelum berangkat ngampus. Gue selalu ngaca sambil bilang lu ganteng kok brou.

    Tapi tetap aja sampai sekarang masih jomblo. Hiks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha bisa ae 😂

      Wah ini mah promosi, para jomblowati silahkan lirik mas anan, barangkali minat 😂

      Hapus
  21. Tindakan buruk ini tapi didukung diam-diam oleh produsen kosmetik. Karena biar yang hitam beli pemutih, yang pesek biar operasi kresek.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya, baru kepikiran
      Pantas saja bisnis kosmetik selalu ramai

      Tapi kalo sekedar bisa membantu dalam merawat dan menyehatkan kulit sih ya bagus2 aja
      Yg jahat itu memasarkan produk pemutih berbahaya

      Operasi kresek 😂

      Hapus
  22. aku juga nggak luput dari body shaming. sakit banget sih hatiku waktu itu. sampe sekarang kayaknya.
    dan nyebelinnya mereka body shaming sambil pamer bagian tubuh mereka. seolah olah aku ini jadi pembanding dan mereka adalah yang paling oke.
    aku sadar aku nggak sempurna padahal. dan tanpa mereka sebut juga aku sadar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh maaf mba sarah, jadi buka luka lama

      Hmm shombong sekali mereka, padahal banyak yg lebih oke tapi rendah hati

      Hapus
  23. Nice article mba! Aku pribadi juga pernah diperlakukan body shaming. Jujur sedih rasanya.. tapi ya itulah aku. Aku dengan fisik ku sekarang, aku bangga dengan diriku sendiri. Memang bener, cara pertama untuk menghadapinya adalah dari dalam diri kita sendiri..

    Tapi, semoga dengan artikel ini, orang yang suka melakukan body shamming terketuk hatinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rasanya sakit ya mba :"
      Nah iya mba, cintai diri sendiri

      Aamiin aamiin

      Hapus
  24. Sangat mengutuk pelaku body shaming atau bullying.
    Pelaku nggak pernah menyadari akibat buruk terhadap korban yaitu trauma bagi psikisnya berupa luka batin.
    Aku percaya para pelaku bullying itu pasti akan mendapat karma yang setimpal.sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba, karna apapun yg kita perbuat pasti ada balasannya

      Hapus
  25. Saya sejak kecil sering mengalami body shaming, tapi saya memang orangnya nggak bisa diam aja, kalau diejek ya saya balas, hahaha.

    Paling sering itu diejek karena saya kurus, betis saya kek belalang katanya.
    Dipanggil kerempeng dan sebagainya.
    Saya balas lah, saya bilang aja dari pada dia gendut obesitas wakakakaka.

    Astagaaa sungguh jahatnya saya dulu, tapi karena itu saya masih bisa menyikapi body shamming dan ngaruhnya nggak dahsyat banget di saya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha maksudnya biar impas gitu ya? 😂

      Syukurlah mba, karena sebagian korban body shammping bnyak yg psikisnya jdi terganggu sampe berobat ke psikolog

      Hapus
  26. Haloo salam kenal mba :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga mas dodo 😊

      Hapus
  27. Pokoknya jangan pernah bandingin diri kita sama orang lain. Setiap orang udah punya takarannya masing-masing. Percayalah setiap orang ada kelebihan dan kekurangan. Gak ada yang sempurna di dunia ini.

    BalasHapus
  28. Huaaaa aku pun salah satu korban body shamming dan aku nggak menyadarinya 🤦🏻‍♀️
    Sering dibilang kurus, ceking kayak orang-orangan sawah 😭
    Awalnya pas dengar ketawa-ketawa aja, tapi sekarang kalau dipikir kembali, sadis juga yang ngomong, emangnya aku sekurus itu apah 😭 *eh jadi curhat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mba, aku juga

      Gapapa, mau sepanjang sebanyal apapun curhatnya aku siap nampung 😁

      Hapus
  29. Terima kasih atas perkongsian

    BalasHapus
  30. Alhamdulillah, dari remaja hingga menua gini, saya ga pernah stress dengan kondisi fisik, juga tidak terlalu mengagumi fisik orang lain. Yang penting sehat dan mampu berpikir jernih, serta punya wawasan yang luas.
    Bener mbak, jangan peduli mulut orang kalau itu menyakitkan. Racun. Jauhin deh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah bagus sekali prinsip hidup mba, setuju akuuu 💕

      Hapus
  31. Datang lagi dimari 🙂.
    Ini kak Kak Ami kok kelamaan mikirin body shiming sih ..., dah ngga usah dipikirin, kak 😄.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk awalnya sih iya.. tapi sekarang sudah 'bodo amat' 😂

      Hapus
  32. Kadang hal seperti itu malah dijadikan candaan, bahan lawakan. Dalam stand up comedy ada istilah meroasting itu sebetulnya bukan ngata-ngatain fisik, tapi mengapresiasi keunikan dan prestasi oranglain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih mending memang tujuannya untuk mengapresiasi keunikan orang lain

      Hapus
  33. Yok yok..
    Untuk kalian semua, semangat!
    Terima kasih sudah bertahan sampai hari ini.
    You're beautiful just the way you are

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wow kata2 yang penuh semangat ❤

      Hapus
  34. Dalam hidup mgkn tak lepas dari bertemu org2 seperti itu, baik yg spontan keceplosan, maupun yg sengaja, ada yg serius dan juga mgkn ada yg bermaksud becanda melakukan itu, bagi korbannya menurutku lebih baik mengamuk saja agar org tau bahwa tidak suka digituin, mengamuk dalam konteks ini kayaknya punya dua sisi positif, bisa meredam depresi sekaligus menghentikan si pelaku, tapi entahlah, haha 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahah harus seberontak itu sampe ngamuk2? 😂

      Mungkin kalo lagi becanda dan si korban bisa menerima ejekan tersebut, yaa gak masalah pasti

      Dahlah yg jelas hindari sikap senang ejek mengejek orang lain

      Hapus
  35. i wish people cold be nice to everyone so that no one could ever feel alone and depressed

    BalasHapus
    Balasan
    1. yes i agree with you so that relationships with other people remain good

      Hapus
  36. Berjaga-jaga pabila berbicara atau berkomentar. Jangan sehingga ada yang terluka. Stop body shaming and bullying!

    BalasHapus